Blog
KUNJUNGAN MAHASISWI KE YPAC SURAKARTA, Microteaching; Teori dan Praktik Pengajaran Pada Anak Penyandang Disabilitas
- 06/05/2024
- Posted by: Admin Web STIQ
- Category: Artikel BEM Berita STIQ Kegiatan Mahasiswa
Alhamdulillahirabbil’alamin, pada hari Kamis, 25 April 2024, Mahasiswi STIQ Isy Karima semester 6 telah melakukan kunjungan ke YPAC (Yayasan Pembinaan Anak Cacat) Surakarta guna memenuhi agenda perkuliahan mata kuliah Micro Teaching. Sebanyak 25 Mahasiswi berangkat dengan didampingi Ustadz Akhmadiyah Saputra, S.Pd.I., M.Pd. sebagai pembimbing. Adapun tujuan dari kunjungan ini adalah agar mahasiswi mengetahui bagaimana proses pembelajaran serta kurikulum pendidikan di YPAC.
YPAC didirikan tahun 1953 oleh Prof. Dr. Soeharso. Bermula dari keinginan beliau untuk mendirikan pusat rehabilitasi korban perang revolusi kemerdekaan kemudian berkembang menjadi Yayasan Pembinaan Anak Cacat dan hingga tahun ini, YPAC berhasil membuka beberapa cabang di berbagai provinsi di Indonesia.
“Cacat atau tidak bukanlah ukuran kemampuan seseorang”, motivasi Dr. Soeharso inilah menjadi salah satu alasan YPAC bisa bertahan hingga sekarang. Selama 71 tahun berdiri, YPAC selalu berkembang dengan baik, dengan melihat berbagai penghargaan yang diraih YPAC. Selain itu, keberhasilan para guru dalam mendidik dan memotivasi membuat para alumninya bisa melejit walaupun memiliki keterbatasan mental.
Dalam sambutannya, ketua umum YPAC Surakarta, Bapak Mardianto, memaparkan kilas balik YPAC. Dalam sambutan selanjutnya, Bapak Edy Waspada, selaku pembimbing praktik YPAC mengaku senang dapat menjalin hubungan baik dengan STIQ. Beliau juga siap membimbing dan memberikan peluang terbuka bagi Mahasiswi STIQ Isy Karima yang bersedia untuk PKL di YPAC.
Mahasiswi STIQ Isy Karima berkesempatan untuk berkeliling di area YPAC. Mulai dari area asrama bagi mereka yang sudah mandiri, guest house untuk anak yang belum mandiri, pelayanan rehabiltasi medik (tempat fisioterapi, okupasi terapi, terapi wicara, dll), hingga ke area pendidikan. Pelayanan pendidikan inilah yang menjadi fokus kunjungan kami. Terdapat 25 kelas yang terdiri dari SLB-D (penyandang cacat fisik) dan SLB-D1 (penyandang cacat fisik dan mental). Mahasiswi dapat melihat secara langsung bagaimana keterampilan mengajar guru terhadap anak penyadang disabilitas. Bahkan kami berinteraksi secara langsung kepada anak-anak. Biidznillah, kunjungan berjalan dengan lancar. Pembimbing berharap tujuan perkuliahan microteaching dapat terpenuhi dengan meningkatnya pengalaman, kemampuan, serta ketrampilan dasar mengajar Mahasiswi STIQ Isy Karima. Diharapkan juga mahasiswi dapat mengambil istifadah sebanyak mungkin untuk bekal mengajar kedepannya.